Sabtu, Juli 18, 2009

Madrasah Pesantren Pulo yang menjadi Cikal bakal Taman Penawaja didirikan oleh menantu Mbah Feqih yaitu KH. Abdul Ghoni, madrasah pesantren ini berkembang pada saat di pimpinan di pegang oleh KH. Abdul Jalil yang merupakan anak dari KH. Abdul Ghoni kemudian diteruskan oleh KH. Abdullah atau cucu dari pendiri, namun sayangnya beliau meninggal muda pada tahun 1947. Kepemimpinan diteruskan oleh Al-Ustadz Makmur, putra dari KH. Abdullah dan beliau inilah yang mula-mula mengelola madrasah di pesantren Pulo ini. Madrasah pesantren ini hanya berumur singkat karena Al-Ustadz Makmur diculik oleh Belanda dan sampai saat ini tidak diketahui kuburnya.


Madrasah Al-Islamiah

Pada tahun 1949 Al-Ustadz Muchawi Hasyim telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, membuka pengajian anak-anak di rumah H. Kholil, karena jumlah anak yang ikut pengajian semakin banyak maka di pindahkan ke Musholla Dukuh (sekarang Musholla Nurul Hasan), kemudian pindah lagi kerumah kosong milik H. Ali dan diberi nama “Madrasah Al-Islamiah”. Dalam tugas sehari-harinya Ustadz Muchawi dibantu oleh Ustadz Adnan Mawardi.

Sejarah Berdirinya Taman Penawaja

Sejarah Singkat Taman Penawaja
Dunia Pendidikan di Indonesia mengalami masa-masa yang sulit khususnya Pendidikan Islam seperti Madrasah-madrasah dan juga Pondok Pesantren. Demikian pula Madrasah Pesantren Pulo yang ada di desa Kajen kecamatan Talang kabupaten Tegal mengalami nasib yang sama, tenggelam dalam kekalutan kemelut Perang Dunia II.
Madrasah Pesantren Pulo yang menjadi Cikal bakal Taman Penawaja didirikan oleh menantu Mbah Feqih yaitu KH. Abdul Ghoni, madrasah pesantren ini berkembang pada saat di pimpinan di pegang oleh KH. Abdul Jalil yang merupakan anak dari KH. Abdul Ghoni kemudian diteruskan oleh KH. Abdullah atau cucu dari pendiri, namun sayangnya beliau meninggal muda pada tahun 1947. Kepemimpinan diteruskan oleh Al-Ustadz Makmur, putra dari KH. Abdullah dan beliau inilah yang mula-mula mengelola madrasah di pesantren Pulo ini. Madrasah pesantren ini hanya berumur singkat karena Al-Ustadz Makmur diculik oleh Belanda dan sampai saat ini tidak diketahui kuburnya.
Madrasah Al-Islamiah
Pada tahun 1949 Al-Ustadz Muchawi Hasyim telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, membuka pengajian anak-anak di rumah H. Kholil, karena jumlah anak yang ikut pengajian semakin banyak maka di pindahkan ke Musholla Dukuh (sekarang Musholla Nurul Hasan), kemudian pindah lagi kerumah kosong milik H. Ali dan diberi nama “Madrasah Al-Islamiah”. Dalam tugas sehari-harinya Ustadz Muchawi dibantu oleh Ustadz Adnan Mawardi.
Madrasah Ibtidaiyah Ihsaniyah
Untuk meningkatkan kwalitas pendidikan yang suah mulai berakar, pada tahun 1950 oleh bapak. K. Moh. Hasan Jalil madrasah di tempatkan di gedung tua depan Masjid Abdul Ghoni Pulo dan pimpinan di serahkan kepada Al-Ustadz M. Khozin Jalil, sebagai Kepala Majlis Guru. Nama Madrasah juga dirubah menjadi “Madrasah Ibtidaiyah Ihsaniyah”
Pada periode ini pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Ihsaniyah mengalami kemajuan yang pesat, di tandai dengan banyaknya murid-murid yang datang dari tetangga desa yang cukup jauh.
Tahun 1953 dibangun Gedung Madrasah baru berbentuk L, lebih besar dari bangunan sebelumnya. Semua lantai bertegel dengan ukuran 19 x 5 m2. Pembangunan ini dipimpin oleh bapak H. Zuhdi, sampai sekarang masih terpelihara dengan baik dan pernah direhab pada tahun 1978 (banpres) dan 1982, mebelair dan peralatan penunjang kegiatan pendidikan dicukupi oleh para pengurus.
Madrasah Wajib Belajar
Usaha untuk meningkatkan kwalitas madrasah ini dilakukan dengan mengikuti peraturan Menteri Agama yang berlaku, yaitu dengan mengganti nama menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB) 8 tahun, tapi dalam pelaksanaannya hanya mampu mendidik sampai kelas IV kadang sampai kelas V tapi tidak stabil.
Tahun 1954 – 1959 kepemimpinan di pegang oleh K.M. Hasan Jalil kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz A. Sihah Jalil dari tahun 1959 – 1968. Pada tahun 1959 didirikan PGA NU yang pertanggung-jawabannya dipegang oleh LP Ma’arif NU cabang Tegal. Karena kurang mandiri PGA NU ini hanya berjalan selama 3 tahun, tentu saja ini memberi dampak negative pada MWB Ihsaniyah Pulo. Hambatan-hambatan lainnya yang menghambat perkembangan dan kemajuan madrasah ini adalah kurangnya tenaga ahli dan manajemen yang kurang baik di samping dana yang memang tidak memadai. Faktor lainnya adalah para guru dan asatidz yang aktif dalam organisasi massa dan politik sehingga proses kegiatan belajar mengajar mengalami mengalami kemerosotan atau boleh dibilang terbengkalai, puncaknya pada saat terjadi penghianatan G 30 S / PKI, jumlah murid dari kelas I, II, III dan IV tinggal 50 orang, yang lainnya bubar atau pindah kesekolah / madrasah lain.
Taman Penawaja
Patah tumbuh hilang berganti, pada awal tahun 1968 masyarakat desa Kajen tergugah untuk membangun kembali Madrasah Ibtidaiyah Ihsaniyah yang telah tenggelam, 4 Februari 1968 kepengurusan baru dibentuk dan di percayakan pada Al-Ustadz Muchawi Hasyim dan Kepala Majlis Guru diserahkan pada Al-Ustadz A. Aziz Fadil. Perjuangan duo serangkai ini akhirnya melahirkan Taman Penawaja yang artinya Taman Pendidikan Ahlussunnah wal Jama’ah.
Dengan semangat baru dan modal murid yang ada di proklamirkan kebangkitan Madrasah Pesantren Pulo dengan nama Taman Penawaja pada resepsi 17 Agustus 1968 di depan pasar Pesayangan. Hari Rabu 8 Januari 1969 M / 19 Syawal 1388 H di buka Madrasah Menengah Pertama (MMP) Taman Penawaja dengan jumlah murid 25 anak dan di asuh oleh 3 orang guru, yaitu Ustadz A. Aziz Fadil sebagai Kepala Madrasah dibantu oleh Ustadz Idung Sa’dullah dan Ustadz Abdullah Matlub, BA menyusul kemudian Mr. Taryo.
Pada akhir tahun 1969, Bunyamin dan Majazi kelas V Madrsah Ibtidaiyah NU leburan dari MWB, menjadi lulusan terbaik ujian yang diselenggarakan oleh LP Ma’arif NU cabang Tegal.
Yayasan Taman Penawaja
Mengingat kebautuhan dan pentingnya sebuah badan yang menaungi, maka pada tahun 1973 dibentuklah sebuah yayasan dengan nama Yayasan Taman Penawaja untuk mendukung kegiatan operasional lembaga pendidikan MMP Taman Penawaja yang kemudian berubah menjadi SMP Penawaja.
Sampai saat ini Yayasan Taman Penawaja membawahi lembaga pendidikan :
1. SD NU Penawaja Kajen
2. SMP Plus NU Penawaja Talang
3. MTs NU Mambaul Hikmah Penawaja Tegalwangi-Talang
4. SMA NU Penawaja Adiwerna
5. KBIH NU Penawaja
6. PMBA Sempoa Penawaja